Senin, 26 September 2011

Halo semua,


1001buku kemarin tanggal 23-Sep-2011 mendapatkan tamu dari Oracle
Indonesia, yang membawa sekitar 30 orang karyawannya sebagai relawan.
Setelah mengumpulkan buku-buku bacaan anak, para relawan sehari ini
melakukan SPD (Sort-Pack-Distribute) di Rumah 1001buku. Mulai dari jam
09.30 hingga 15.00 WIB, kegiatan ini berhasil menyortir dan
mempersiapkan lebih dari 2500 buku untuk dikirim ke 13 perpustakaan
yang berada di dalam jaringan perpustakaan/taman bacaan anak 1001buku,
yaitu:

- Perpustakaan Al Ittihad, Kediri
- Perpustakaan Koe, Magelang
- TBM Ratubagus, Banten
- TBA Senyum, Bogor
- Taman Bacaan Nabila, Bekasi
- Perpustakaan Panti Asuhan Yayasan Istiqomah, Jakarta Selatan
- TBA Cerah, Jakarta utara
- TBA Dunia Anak Hebat, Depok
- Rumah Baca Al Karimah, Jakarta Timur
- Perpustakaan Sikamali, Soppeng, Sulawesi Selatan
- Rumah Baca Asah Asih Asuh, Kebumen
- RB Radhina, Jakarta Timur
- TB Rumah Pelangi, Bogor

Masing-masing mendapatkan sekitar 200 buku bacaan, pengetahuan, komik
dan majalah, yang pengirimannya ditanggung sepenuhnya oleh Oracle
Indonesia. Bagi anda para pengurus taman bacaan di atas, harap
mengkonfirmasi pengiriman paket di atas.

Sebagai informasi, hasil samping dari SPD kali ini adalah cukup banyak
buku-buku pelajaran, komik dewasa, buku-buku usang dan buku tidak
lolos sensor yang kembali menumpuk di garasi. :)

Ical
Relawan 1001buku

Minggu, 18 September 2011

Sekilas Profil Pendirian Rumah Baca Asah-Asih-Asuh

Rumah Baca Asah-Asih-Asuh adalah sebuah komunitas pencinta buku dan ilmu pengetahuan serta tempat berbagi ilmu dengan menyediakan buku-buku bacaan yang bermutu melalui perpustakaan gratis dan mengadakan pelatihan - pelatihan keterampilan, bagi anak,remaja serta warga masyarakat. 
Didirikan di : Ds.Banjareja, RT.001/RW.05, No.58, Kec.Kuwarasan, Kab.Kebumen, Kode Pos - 54366, Jawa Tengah, c/p: W.Suratman  (Hp.0852.1708.4656), Ny.Baidah (0852.8513.7565), E-mail: rumahbacaasahasihasuh@yahoo.co.id,  
Blog :http//www.rumahbacaasahasihasuh.blogspot.com

 Merupakan pilot project yang akan dikembangkan kedaerah-daerah lain. Pilihan Desa Banjareja,tidak lain karena kondisi desa tersebut yang sangat tertinggal,sebagian besar penduduknya bertani,kurang memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak-anaknya. Disamping itu kurangnya akses terhadap bacaan bagi anak-anak usia sekolah dan remaja. Dalam kondisi yang memperihatinkan seperti itu kurang sekali sekali kepedulian dari berbagai pihak, untuk sekedar memberikan akses bacaan yang memadai dan bermutu. Dengan segala keterbatasan banyak diantara anak-anak usia sekolah yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena tidak adanya biaya.
Atas dasar itulah kami mencoba membangkitkan gairah belajar melalui rumah baca yang kami rintis ini Rumah Baca ASAH-ASIH-ASUH. Pendirian rumah baca ini murni prakarsa pribadi dengan dukungan rekan-rekan yang memiliki kepedulian, walaupun sampai saat ini masih berbentuk apa adanya. Namun kami berkeyakinan inilah salah satu sumbangsih kami untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan dunia pendidikan dikampung kami. Program kedepan, selain menyediakan buku-buku bacaan secara gratis,juga berecana memberikan pelatihan ketrampilan serta pemberian bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu, dengan demikian diharapkan anak-anak remaja yang tidak sekolah lagi, bisa memiliki ketrampilan sebagai bekal dihari tuanya.
Untuk informasi mengenai rencana pendirian rumah baca tersebut bisa langsung  berhubungan dengan  : 
W. Suratman/Hp.085217084656, email : rumahbacaasahasihasuh@yahoo.co.id, 
Blog : www.rumahbacaasahasihasuh.blogspot.com

Partisipasi & Donasi
Untuk mewujudkan rencana pendirian rumah baca tersebut serta terselenggaranya kegiatan yang akan di laksanakan, kami senantiasa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, dengan itikad untuk memajukan pendidikan bagi anak bangsa. Partisipasi dan donasi bisa langsung ditujukan kelamat sekartariat rumah baca ASAH-ASIH-ASUH, ds.Banjareja Pacor, RT.001/RW.05,No.58,Kec.Kuwarasan,Kab.Kebumen,Jawa Tengah,atau melalui rekening di :
  1. Bank CIMB NIAGA Cab.Cinere, Rek.No.017.01.00648.13-9, a/n.w.suratman,qq.Rumah Baca  Asah-Asih-Asuh
  2. Bank Mandiri Syariah,Cab.Bogor, Rek.No.0167165191, a/n.w.suratman,qq.Rumah Baca Asah-Asih-Asuh
 Adapun Pendiri  Rumah Baca ASAH-ASIH-ASUH : W. Suratman, yang selama ini aktif sebagai jurnalis, melalui kesadaran akan pentingnya membaca bagi anak-anak, mendorong tekadnya untuk mendirikan Rumah baca Asah-Asih-Asuh, walaupun diakuinya tantangan untuk mewujudnkannya tidaklah mudah, banyak sekali hambatan dan rintangannya.
Kegiatan :
  1. Melukis & Mewarnai
  2. Menulis, Membaca  & Berhitung
  3. Mengaji,belajar membaca Al Qur'an
  4. Jurnalistik & Broadcasting
  5. Musik,menyanyi & nasyid
  6. Mendongeng, Pembacaan Puisi
  7. Pelatihan Ketrampilan : komputer, menjahit, kerajinan tangan,dll
  8. Pelatihan Kewirausahaan & budidaya (agribisnis dan peternakan)
    Pelatihan beladiri pencak silat,dll


Kutipan Favorit
"Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim)

"Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat." (HR. Ar-Rabii’)

"Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at." (HR. Ibnu Majah)
...
"Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu." (HR. Ath-Thabrani)

Sabtu, 17 September 2011

PENGUMUMAN


TUNZA International Children & Youth Conference On The Environment

Waktu pelaksanaan :  26 - 30 SEPTEMBER 2011. Bandung, Indonesia

Program ini diorganisir oleh UNEP (United Nations Environment Programme) bekerja sama dengan pemerintah Indonesia.

T e m a : Reshaping Our future through A Green Economy and Sustainable Lifestyle.
Acara ini akan dihadiri oleh 1400 anak-anak dan pemuda dan mendiskusikan peran dan pendapat mereka pada Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan "Rio + 20".

Bergabunglah dengan kami sebagai fasilitator Tunza Conference
Kriteria Fasilitator
·         Warga Negara Indonesia
·         Umur untuk fasilitator anak-anak berumur 21-50 tahun,untuk fasilitator pemuda berumur 25-50 tahun
·         Aktif dalam organisasi lingkungan
·         Memiliki pengalaman menjadi fasilitator pada kegiatan anak dan pemuda di bidang lingkungan hidup, baik di level nasional maupun internasional.
·         Memiliki kemampuan berbahasa inggris secara aktif baik lisan dan tulisan
·         Mendapatkan rekomendasi dari individu/instansi/organisasi yang relevan

Persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon fasilitator :
1.       CV dalam Bahasa Inggris yang disertai foto diri (dalam bentuk ms.wod ataupun pdf).
2.       Foto diri dalam bentuk jpg (hitam putih ataupun berwarna)
3.       Membuat satu paper yang menceritakan tentang :
a)      Tujuan dan harapan menjadi fasilitator dalam Tunza 2011  
b)      Kontribusi yang dapat diberikan dalam Tunza 2011
c)       Pengalaman menjadi fasilitator di kegiatan-kegiatan sebelumnya.
d)      Paper maksimal 3 (tiga) halaman kertas A4; menggunakan jenis huruf Times New Roman, Font 12; menggunakan bahasa inggris
4.       Surat rekomendasi dari individu/instansi/organisasi yang relevan

Seluruh persyaratan dikirimkan ke email: fitrinovitasari85@yahoo.com paling lambat 15 Agustus 2011.

Anak Merapi Menanam "Siaga" Lewat Buku

MAGELANG (RB-AAA) - Mereka bergegas membuka-buka buku berjudul "Siaga" yang baru saja disumbangkan penulisnya melalui Rumah Baca Komunitas Merapi (RBKM) di desa terakhir kawasan barat puncak gunung berapi tersebut. Sebelumnya Euphrosienha S. Martini, penulis buku edukatif tentang karakter anak lereng Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, juga mengajarkan kepada anak-anak Merapi menyanyikan lagu berjudul "Siaga".

Lagu "Siaga" itu tertuang di halaman 16 dari total 18 halaman buku dengan berbagai ilustrasi "full colour" yang diterbitkan oleh Supreme Sukma Jakarta, pada Maret 2011 tersebut. Rumah baca yang pengelolaannya dipimpin seorang petani setempat, Sukisno itu terletak di desa terakhir dari puncak Gunung Merapi, di Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng.

Setelah Sukisno secara simbolis menerima buku itu dari penulisnya yang seorang guru di Sekolah Atisa Dipamkara Tangerang itu, belasan anak-anak usia sekolah dasar tersebut kemudian bergegas membuka plastik pembungkusnya dan mencari halaman, tempat lagu "Siaga" tertera.

Martini menyumbangkan belasan eksemplar buku karyanya itu untuk menambah koleksi bacaan anak-anak di RBKM tersebut. Setelah menemukan halaman buku yang berisi lagu itu, anak-anak Merapi kemudian bersama-sama menyanyikan tembang anak dengan birama 4/4 tersebut.

Martini berada di tengah-tengah mereka dan sambil bertepuk tangan turut menyanyikan lagu tersebut.
"Aku selalu siaga. Pasang mata pasang telinga. Tak pernah lengah slalu siap sedia. Agar terhindar dari bahaya. Aku selalu siaga. Dalam menghadapi apapun juga. Yang terjadi di sekitarku slalu waspada dan berjaga-jaga," demikian syair lagu yang menjadi bagian dari buku cerita tentang pendidikan karakter dengan inspirasi dari anak Merapi itu.

Sore itu, Martini didampingi suaminya, Tri Sunu yang guru di Sekolah Athalia Tangerang mengisi hari terakhir mereka mudik Lebaran 2011 dengan menyerahkan buku "Siaga" kepada RBKM. Rumah baca yang dibuka sejak beberapa tahun lalu itu, hingga saat ini telah mengoleksi sekitar tiga ribu eksemplar buku bacaan berbagai judul, sumbangan dari banyak kalangan baik di dalam maupun luar negeri.

"Terima kasih banyak karena Ibu Martini datang ke tempat sederhanaini dan bertemu langsung serta bercerita kepada anak-anak di RBKM ini, juga memberikan sumbangan buku tulisannya," kata Sukisno.

Ia menyatakan bahwa buku "Siaga" penting untuk dibaca oleh anak-anak yang tinggal di lereng Gunung Merapi terutama karena mereka secara periodik harus menghadapi ancaman letusan gunung berapi itu.
Martini memang berasal dari lereng Gunung Merapi di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, tak jauh dari Desa Ngargomulyo. Terkait dengan kesempatan mudik Lebaran 2011, ia telah jauh hari merencanakan menyumbangkan buku karyanya itu untuk anak-anak Merapi.

Belasan anak-anak Merapi sore itu berkumpul dan duduk secara santai di atas karpet yang digelar di rumah baca di depan rumah tinggal Sukisno. Mereka secara saksama dan gembira menyimak cerita di buku tersebut yang dibacakan oleh Martini.

Buku itu bercerita tentang kesiagaan seorang anak Merapi bernama Giri dalam menghadapi bahaya letusan gunung berapi tersebut. Pada Oktober hingga November 2010, Gunung Merapi memasuki fase erupsi dan membuat ratusan ribu warga termasuk anak-anak berasal dari desa-desa di lereng gunung tersebut mengungsi ke berbagai tempat yang aman selama beberapa waktu. Kisah di buku itu nampak diawali dengan kecintaan tokoh utama anak tersebut, Giri, terhadap Gunung Merapi yang antara lain ditunjukkan dengan aktivitas di sekolahnya menggambar gunung tersebut.

Dengan didampingi ayahnya yang diilustrasikan mengenakan sarung dan bertutup kepala, belangkon, ia menyaksikan berita di televisi tentang peningkatan status aktivitas vulkanik Merapi dari normal, waspada, siaga, dan awas. Giri kemudian diceritakan dalam buku itu, bersiap-siap menghadapi kemungkinan datangnya bahasa letusan Merapi, termasuk memberitahu kawan-kawannya agar bersiaga.

Di akhir cerita, dikisahkan bahwa Giri bersama keluarga dan warga setempat mengungsi ke tempat yang aman dari bahaya letusan Merapi. "Kebetulan saya berasal dari Merapi ini, masa kecil saya di sini sehingga agak mengerti banyak tentang karakter masyarakat dan Merapi," kata Martini.

Perlu siaga

Ia mengaku cukup lama berkeinginan menulis buku tentang anak-anak dan inspirasi atas Merapi. Terlebih saat menyimak perkembangan berita terkait dengan fase erupsi Merapi akhir 2010, keinginannya itu makin kuat. Apalagi, katanya, di Indonesia tidak hanya Gunung Merapi yang memiliki aktivitas vulkanik tinggi secara periodik.

"Anak-anak perlu mendapatkan dorongan bersikap siaga, untuk anak-anak di berbagai lereng gunung berapi, hal itu menjadi kebutuhan penting, untuk memperkecil korban. Mengungsi dari bahaya letusan gunung seharusnya menjadi hal yang makin mudah untuk dilakukan masyarakat," katanya.

Tetapi, katanya, buku "Siaga" tak sekadar mendorong masyarakat terutama anak-anak selalu berjaga dari bahaya letusan Gunung Merapi. Sifat buku itu yang cenderung memuat nilai-nilai pendidikan karakter, katanya, menumbuhkan dorongan kepada anak-anak untuk bersikap siaga baik di rumah, sekolah, maupun tempat bermain.

"Dimanapun berada, karakter tentang siaga patut ditanamkan kepada anak," kata Martini yang menamatkan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Pangudi Luhur Yogyakarta pada 1988 dan kemudian melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik "Pradnyawidya" Yogyakarta (sekarang bergabung dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) hingga lulus pada 1994.

Sikap siaga terutama untuk kalangan anak dimanapun berada, yang ingin ditanamkan melalui buku "Siaga" itu antara lain tentang perlunya memperhatikan dan memuji anggota keluarga yang memperhatikan karakter yang baik, mengenali dan memperhatikan tanda-tanda bahaya, memilih melakukan yang benar sebelum tergoda melakukan yang tidak benar, serta memberitahu orang lain tentang adanya bahaya.

"Keluarga penting memperhatikan masalah kewaspadaan. Mereka harus mampu melihat dan mengelakkan bahaya, terutama untuk anak-anak," katanya.

Ia mengakui hanya bisa melakukan hal sederhana untuk kampung halamannya saat mudik Lebaran 2011 melalui buku "Siaga" dan perjumpaan langsung dengan anak-anak Merapi untuk menyumbangkan karyanya itu. "Semoga tidak sia-sia," katanya. * (ratman/sumber : mlist1001buku)

Jumat, 16 September 2011

Rumah Baca Asah-Asih-Asuh Dapat Kiriman Buku


KEBUMEN (RB-AAA) -  Rabu (07/09/2011) - Terkait program Donasi Buku untuk Dhuafa dalam program Ramadhan Ceria yang ke 4 tahun 2011, yang diadakan oleh komunitas 1001 Buku, beberapa waktu lalu. Rumah Baca Asah-Asih-Asuh termasuk salah satu taman bacaan yang mendapat kiriman buku dari program tersebut, yang diperuntukan para anggotanya.

Menurut W.Suratman selaku pendiri Rumah Baca Asah-Asih-Asuh kepada tim publikasi media ini mengatakan, “Bahwa satu paket buku, yang diperuntukan untuk anggotanya masing-masing : Rina (9)  dengan perincian judul sbb : A.Lilte Prince, The Wizard of OZ serta buku bacaan tambahan, Putri (8) yaitu : Pollyana, Bersama Rumah Pintah dan buku tambah, serta Mila (9),yaitu : Eigh Cousins, Inilah Kelas Paling Ajaib dan buku tambahan lainnya. Buku-buku tersebut telah diterima dengan baik untuk masing-masing anggota sebagaimana yang tertera dalam paket buku tersebut.

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Mas Ratman ini mengatakan, bahwa keberadaan Rumah Baca Asah-Asih-Asuh yang terletak di Ds.Banjareja, RT.001/RW.05 No.58, Kec.Kuwarasan, Kab. Kebumen, Kode Pos - 54366, Jawa Tengah, c/p : Mas Ratman (Hp.0852.1708.4656), Baidah (0852.8513.7565), E-mail : rumahbacaasahasihasuh@yahoo.co.id,  
Blog : http//www.rumahbacaasahasihasuh.blogspot.com,

Sampai saat ini keberadaannya masih ala kadarnya. Buku-buku yang dimilikinya masih sebatas usaha yang dikumpulkan oleh pendiri bersama timnya. Disamping itu lanjutnya, program kegiatan yang adapun masih belum sepenuhnya berjalan, hal ini selain terbentur oleh fasilitas, juga minimnya SDM yang ada.  

Pendirian Rumah Baca Asah-Asih-Asuh ini, lanjut pria yang kini aktif sebagai journalist, tidak lain dimaksudkan untuk menyediakan sarana bacaan secara gratis bagi warga sekitar terutama anak-anak kampung yang sangat minim akan fasilitas bacaan.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi kampung kami ini, yang nota bene warga masyarakatnya sebagian besar hidup dari pertanian, banyak diantara mereka kurang peduli dengan sarana pendidikan bagi anak-anaknya. Untuk itu kami beriinisiatif mendirikan Rumah Baca Asah-Asih-Asuh ini, dengan apa adanya,”ujar Mas Ratman.

Disisi lain Mas Ratman juga mengatakan, bahwa dengan adanya bantuan buku dari Komunitas 1001 buku dalam program tersebut, sangat bermanfaat bagi Rumah Baca Asah-Asih-Asuh. “Kami sangat berterima kasih,kepada komunitas 1001 buku yang telah memberikan perhatian kepada rumah baca kami, sebagai pendiri yang masih awam dengan mengandalkan modal apa adanya, mudah-mudahan dengan adanya support dari komunitas 1001 buku ini, memberi arti yang cukup besar bagi kami,”paparnya.

Mas Ratman juga mengatakan bahwa pendirian Rumah Baca Asah-Asih-Asuh ini diharapkan bisa memberikan konstribusi positif bagi warga sekitar, selain itu juga membantu pihak pemerintah dalam bidang pendidikan, terutama untuk ikut mencerdaskan masyarakat, terutama bagi generasi muda. * (idah/news/foto : 1001buku)


Rabu, 14 September 2011

Donasi Buku untuk Dhuafa Ceria 1001buku


JAKARTA (RB-AAA) - Komunitas 1001buku telah melakukan program Donasi Buku untuk Dhuafa dalam program Ramadhan Ceria yang ke 4 tahun 2011. Program ini telah dijalankan melalui SPD (Sort-Pack-Distribute) pada  tanggal 21 Agustus 2011 bertempat di Rumah 1001 buku.
Menurut Ical, salah satu relawan 1001 buku, program ini berisikan dua kegiatan, yaitu pengiriman buku anak yang diinginkan oleh anak dhuafa di jaringan taman bacaan anak 1001buku, dan pengiriman buku-buku berkualitas ke taman bacaan dhuafa, yaitu taman bacaan yang dianggap menjangkau masyarakat dengan ekonomi kelas bawah atau berada di pelosok nusantara.

Awalnya, program ini ditargetkan dapat menjangkau 50 anak-anak dhuafa di sekitar 25 taman bacaan yang terdaftar di Jaringan Taman Bacaan Anak 1001buku, dan 5 taman bacaan anak dhuafa. Dengan mengandalkan dari donatur perseorangan dan sponsor, panitia mentargetkan pembelian buku dan biaya administrasi (pengiriman dll) sebesar Rp.50.000 per anak.
Alhamdulillah, ternyata animo masyarakat jauh lebih tinggi dari yang diharapkan. Begitu banyak yang mengamini keprihatinan 1001buku bahwa kebutuhan dan impian anak dhuafa akan buku masih terpinggirkan oleh kebutuhan lain. Kegiatan ini akhirnya berhasil menetapkan pengiriman buku kepada 110 anak dhuafa dari 37 taman bacaan anak di seluruh nusantara, dengan tiap anak mendapatkan rata-rata buku-buku seharga Rp.62.121.Ya, keleluasaan pemilihan buku memang menjadi tantangan tersendiri, mengingat tidak semua anak dhuafa mampu mengutarakan buku apa yang mereka inginkan secara spesifik, dan cukup besar keinginan bagi kami untuk memberikan lebih dari sekedar buku yang berada dalam budget.

Selain itu, telah dilakukan pula pengiriman buku-buku pilihan kepada taman bacaan anak dhuafa sebagai berikut : Pustaka Keliling Pulau, karena menjangkau pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau, anak-anak nelayan yang seringkali harus disadarkan atas pentingnya membaca. Perpustakaan Sophia, yang didirikan di daerah konflik Poso. Beberapa waktu lalu melayani beberapa desa dengan hanya kurang dari 30 buku, dibaca bergantian oleh anak-anak sekitar. Perpustakaan Nurul Islam, perpustakaan yang baru berdiri di daerah yang sarat dengan anak dhuafa di Yogyakarta. Perpustakaan Sekolah Masyarakat Desa (Semasa) di Yogyakarta.1001buku menekankan pengiriman buku-buku mengenai kewirausahaan, pertanian, peternakan dan kerajinan di sana. Perpustakaan Paramesthi di Yogyakarta. Perpustakaan Kura-kura Beach, karena erjuangannya dalam mengenalkan bahasa Inggris di daerah pelosok Kalbar.

Lebih lanjut Ical juga menegaskan bahwa 1001buku menekankan pengiriman buku-buku cerita anak berbahasa Inggris ke sana. Pengiriman telah dilakukan secara bertahap, dan berakhir pada tanggal 28 Agustus. Tercatat 2 perpustakaan belum dapat dihubungi, yaitu Perpustakaan Mawar Gadhog dan Al Hikmah, dan 4 anak belum dapat terpenuhi permintaannya. Bukan hanya karena perpustakaannya menominasikan 10 anak (dari hanya 3 yang diperbolehkan), tetapi permintaan keempat anak tersebut memang sangat spesifik dan belum dapat dipenuhi. Harap diingat pula bahwa ada kemungkinan terjadi delay dalam penerimaan buku mengingat volume pengiriman yang luar biasa kala lebaran.

Kegiatan SPD dihadiri oleh puluhan relawan yang serta merta melakukan kegiatan SPD sejak pukul 10 pagi. Dihadiri pula oleh rekan-rekan media dan tim dari Bank Ekonomi yang secara simbolis melakukan penyerahan paket buku untuk anak Dhuafa. Lebih dari 200 buku harus disortir sesuai dengan permintaan dan dikirimkan ke 110 anak yang berbeda. Lebih dari 300 buku dan majalah juga harus dipilihkan dari ribuan buku yang perlu disortir di Rumah 1001buku di bulan puasa. Kelelahan yang didapatkan memang luar biasa, tapi rasanya tidak sebanding dengan kebahagiaan hati membayangkan mata berbinar dari para belia yang akan mendapatkan buku-buku impiannya. (w.suratman/1001buku)


Literasi Sebagai Kecakapan Hidup

PRINSIP - Dari gerakan literasi adalah berkesinambungan , terintegrasi dan melibatkan semua pemangku kepentingan.Dampak virus Corona Covid ...