Rabu, 20 Oktober 2021

Literasi Sebagai Kecakapan Hidup

PRINSIP - Dari gerakan literasi adalah berkesinambungan , terintegrasi dan melibatkan semua pemangku kepentingan.Dampak virus Corona Covid 19 peran komunitas literasi sangat penting salah satunya mengedukasi memberi semangat bagi korban yang terdampak secara psikologis, sosial ekonomi dan banyak nya pengangguran baru yang stress dan frustasi tidak bisa hidup layak dengan semestinya dapat teratasi.

Sayangnya beragam tantangan penggiat literasi itu dijalankan ketika menyampaikan gagasan dan ide ide yang baik kreatif inovatif umpama nya tidak bisa diterima di tengah masyarakat atau lingkungan sekitarnya, Sehingga perlu diberi kesempatan sebuah ide gagasan dan niat baik tersebut sebagaimana mana rumus sukses itu ada di kesiapan dan kesempatan.

Bagaimana kah pendapat kawan kawan sahabat TBM sebuah organisasi yang mengelola (Taman Bacaan Masyarakat ) di Jawa Tengah dan DIY marilah kita bersinergi dan berkolaborasi untuk keberhasilan dan sukses nya gerakan literasi, apalagi pandemi Covid 19 virus Corona yang memukul telak ibaratnya kestabilan jiwa manusia mengubah dengan cepat kebiasaan masyarakat Indonesia bahkan dunia.

Literasi adalah kemampuan individu untuk meraih informasi membaca dan menulis untuk kecakapan hidup, penggiat literasi itu gampang gampang tetapi juga susah karena posisinya tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga menuliskan dari keluh kesah apa yang disampaikan oleh anggotanya dengan cara berinteraksi.Dengan adanya keluhan dan masalah yang disampaikan oleh kelompok anak anak dan remaja, orang lanjut usia bahkan kelompok lainnya akan ditemukan jawaban atau solusi dan pada saatnya nanti akan berguna dan berkelanjutan. Penerima manfaat dari program literasi yang relevan adalah satu orang saja sudah cukup karena  merupakan jumlah, kegiatan yang berkualitas adalah berasal dari potensi kebutuhan pengguna, dapat dilaksanakan tidak dipaksakan, bermanfaat dan ada dampak pengaruhnya.

Pengaruh psikologis kejiwaan virus Corona Covid 19 yang banyak menelan korban jiwa baik individu atau pasangan hidup suami istri banyak menimbulkan masalah serius terutama terhadap anak anak yang tidak lengkap didampingi oleh kedua orang tuanya  sebab ada yang tidak bertanggung jawab didampingi ayah atau ibunya bahkan tidak bertanggung jawab didampingi oleh ayah ibu sebagai kedua orang tuanya, Sehingga media sosial gadget sebagai sarana komunikasi pendidikan dan penghiburan penting dikelola secara baik dan penuh tanggung jawab.

Tips bermedia sosial dengan bijaksana adalah melindungi data pribadi kita, menjaga sopan santun, menghindari perkataan kasar, saling menjaga privasi, jangan mudah percaya pada media sosial mending membaca buku baca koran dan majalah dan kita berdayakan masyarakat gemar membaca. Dampak positif media sosial memudahkan komunikasi tanpa batasan waktu, membuka lapangan pekerjaan, penyebaran nilai nilai positif, motivasi, konten positif, ilmu pengetahuan.Sedangkan dampak negatif nya pornografi dan pelecehan seksual, perundungan, penipuan/prank, kamuflase tidak sesuai dengan fakta, provokasi sara, faham terlarang radikalisme, penyebaran berita hoaks, tidak ada batasan privasi dalam kehidupan individu.

Hasil survei tahunan beberapa tahun yang lalu menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara atau berada di 10 negara terbawah, inilah tantangan penggerak literasi khususnya komunitas literasi untuk terus berkolaborasi bersondingan dengan masyarakat lembaga dan pemangku kepentingan untuk berlanjut berjalan ibarat secara estafet atau maraton dan tidak pernah berhenti pada sesuatu.


Penulis :
Sudarmono/fb Raden Mas Sudarmono 
Penulis penggiat literasi dan pengelola TBM Ruang Jiwa Bersahaja Alamat Gataklamat No 63 RT 04 RW 01 Pucungrejo Muntilan Magelang Jawa Tengah.

Rumah Baca Asah Asih Asuh Ikuti Bimtek Pemberdayaan Komunitas Literasi


SOLO
- Rumah Baca Asah Asih Asuh, Kebumen, Jawa Tengah menjadi bagian dari rumah baca yang ikut dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pemberdayaan Komunitas Literasi, di Solo, (12 – 15 Okt 2021).

 

Kegiatan tersebut merupakan program kegiatan yang diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.

 

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pemberdayaan Komunitas Literasi pada 12—15 Oktober 2021 di Hotel Novotel, Solo.

 

Acara tersebut merupakan agenda kegiatan Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Literasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kegiatan bimbingan teknis literasi tersebut diikuti oleh lima puluh peserta dari komunitas literasi di kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah.

 

Dalam kegiatan Bimtek Pemberdayaan Komunitas Literasi tersebut dari Rumah Baca Asah Asih Asuh diwakili oleh RM Sudarmono, yang selama ini banyak memberikan support dan dukungan sebagai tim fasilitator bagi Rumah Baca Asah Asih Asuh.

 


Pria yang selama ini aktif dalam kegiatan literasi dan kepenulisan, sangat senang mengikuti kegiatan ini, banyak hal yang sangat bermanfaat untuk pengembangan kegiatan literasi kedepanya, dan diriya sangat optimis untuk kemajuan dunia literasi dimasa depan.

 

Ketua sekaligus Pendiri Rumah Baca Asah Asih Asuh, Kebumen, W.Suratman mengucapkan banyak terima kasih kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan kepercayaan kepada Rumah Baca Asah Asih Asuh untuk ikut dalam kegiatan tersebut.

 

Disamping itu, ucapan terima kasihh juga kepada rekan-rekan yang tergabung dalam tim fasilitator, relawan dan para anggota yang tergabung dalam Rumah Baca Asah Asih Asuh, yang terus mendukung keberadaan Rumah Baca Asah Asih Asuh.

 

“Harapanya melalui kegiatan Bimtek Pemberdayaan Komunitas Literasi ini, menjadi cambuk bagi kami selaku pengelola dan para penggiat rumah baca untuk berbenah, dan tidak kenal lelah untuk terus berproses dalam pengembangan dunia literasi,”jelas pria yang akrab disapa Mas Ratman.

 

Sementara itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah, dalam kata sambutanya mengatakan bahwa diperlukan strategi penguatan literasi untuk meningkatkan kompetensi para pengurus komunitas. Penguatan tersebut terkait dengan manajemen komunitas literasi, penyusunan program literasi yang kreatif, dan peningkatan kompetensi pembelajaran literasi.

 

“Para fasilitator komunitas literasi dan taman bacaan masyarakat se-Jawa Tengah hendaknya bersinergi dan berkolaborasi. Budaya literasi masyarakat di Jawa Tengah harus ditingkatkan melalui sinergi dan kolaborasi sebagai bagian dari tanggung jawab kita bersama,” kata Ganjar pada acara penutupan Bimbingan Teknis Pemberdayaan Komunitas Literasi di Hotel Novotel, Solo (15/10/2021).

 

Disisi lain, Ketua Panitia Kegiatan Bimtek Literasi Jawa Tengah, Retno Utami, M.Hum., menyatakan bahwa  Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi pelaksanaan bimbingan teknis pemberdayaan komunitas literasi. Harapannya, indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) di Jawa Tengah bisa lebih baik pada masa mendatang.

 

Berdasarkan indeks Alibaca yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2019, Jawa Tengah masuk dalam daftar sepuluh provinsi dengan indeks Alibaca rendah di Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, 9 provinsi masuk dalam kategori aktivitas literasi sedang, 24 provinsi masuk kategori rendah, dan 1 provinsi masuk kategori sangat rendah.

 

“Diperlukan peraturan daerah yang dapat menjadi acuan kebijakan untuk mendorong aktivitas literasi karena hanya segelintir provinsi dan kabupaten/kota yang memilikinya. Sebagian besar daerah belum memiliki acuan hukum yang memadai,” tegasnya.

 

Retno menjelaskan, berdasarkan kategori itu, tidak ada provinsi yang masuk ke dalam level aktivitas literasi tinggi. Sebagian besar provinsi di Indonesia berada pada level aktivitas literasi rendah. Indeks Alibaca memperlihatkan bahwa angka rata-rata Indeks Alibaca Nasional masuk dalam kategori aktivitas literasi rendah, yaitu dari skala 0—100 berada di poin 37,32. Apabila dilihat per dimensi, dimensi kecakapan tergolong tinggi, yaitu 75,92. Dimensi yang paling rendah ialah dimensi akses di poin 23,09 dan selanjutnya dimensi budaya 28,50. Dimensi alternatif berada pada poin 40,49 karena masifnya penetrasi internet dan gawai.

 

“Jawa Tengah termasuk satu di antara 24 provinsi yang berada pada level rendah. Kegiatan bimbingan teknis untuk komunitas literasi di Jawa Tengah ini salah satunya karena hasil penelitian tentang indeks Alibaca di 34 provinsi itu,” kata Retno.

 

Retno menambahkan bahwa tujuan diselenggarakannya bimbingan teknis pemberdayaan komunitas literasi ini adalah membina dan meningkatkan kompetensi para ketua atau pengurus komunitas literasi dalam hal penguatan manajemen komunitas literasi. “Selain itu, komunitas bisa menyusun program literasi yang kreatif dan meningkatkan kompetensi pembelajaran literasi,” ujarnya.

 

Kegiatan bimtek literasi tersebut dilakukan secara bergilir di sejumlah provinsi di Indonesia. “Selain di Provinsi Jawa Tengah, kegiatan serupa juga digelar di Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur,” jelasnya.  

 

Dia berharap para pegiat literasi di Indonesia dapat memberdayakan masyarakat di sekitarnya untuk berliterasi secara kreatif dan rekreatif dengan manajemen yang bagus. ”Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong provinsi yang ada di peringkat bawah agar lebih baik lagi dalam indeks literasi,” tuturnya.

(sumber : parahyangan-post.com) 
Link : https://parahyangan-post.com/berita/detail/rumah-baca--asah-asih-asuh-ikuti-bimtek-pemberdayaan-komunitas-literasi 


Literasi Sebagai Kecakapan Hidup

PRINSIP - Dari gerakan literasi adalah berkesinambungan , terintegrasi dan melibatkan semua pemangku kepentingan.Dampak virus Corona Covid ...